Kebenaran bukan milik satu orang. Kekukuhan tidak mendengar pendapat orang lain, tidak hanya menunjukan kepongahan, tetapi juga kepicikkan dalam mencapai kebijaksanaan hidup. Kebenaran mesti dilihat dari berbagai macam segi. Tidak seorang pun merasa dirinya memiliki semua segi kebenaran. Karena itu kesempatan untuk salah selalu ada.
Karena itu kritik memang sesuatu yang tidak enak. Orang merasa dirinya dipojokkan. Harga diri seolah-olah digugat. Akibatnya, ia memendam dendam kepada orang yang mengkritiknya. Ia merasa gagal bila dikritik. Padahal sejarah umat manusia, dilihat dari segi makro, merupakan saat untuk bangkit kembali dari kemapanan yang membuat alur untuk mencapai terobosan baru.